Sabtu, 23 Mei 2015

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN (2006-2010)



LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN
PAC. GP. ANSOR KECAMATAN PUNDONG
PERIODE 2006 - 2010




DI SUSUN OLEH :
TIM PENGURUS GP. ANSOR



PAC. G.P. ANSOR KECAMATAN PUNDONG,
BANTUL, YOGYAKARTA
2011




A.     PENDAHULUAN
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur hanya milik Allah. Sholawat serta salam tetap kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikuti setia Beliau.
Ansor merupakan sebuah organisasi social kemasyarakatan Indonesia. Kelahiran Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) diwarnai oleh semangat perjuangan, nasionalisme, pembebasan, dan etos kepahlawanan. GP Ansor terlahir dalam suasana keterpaduan antara kepeloporan pemuda pasca-Sumpah Pemuda, semangat kebangsaan, kerakyatan, dan sekaligus spirit keagamaan. Karenanya, kisah Laskar Hizbullah, Barisan Kepanduan Ansor, dan Banser (Barisan Serbaguna) sebagai bentuk perjuangan Ansor nyaris melegenda. Terutama, saat perjuangan fisik melawan penjajahan dan penumpasan G 30 S/PKI, peran Ansor sangat menonjol.
Ansor dilahirkan dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) dari situasi ”konflik” internal dan tuntutan kebutuhan alamiah. Berawal dari perbedaan antara tokoh tradisional dan tokoh modernis yang muncul di tubuh Nahdlatul Wathan, organisasi keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan Islam, pembinaan mubaligh, dan pembinaan kader. KH Abdul Wahab Hasbullah, tokoh tradisional dan KH Mas Mansyur yang berhaluan modernis, akhirnya menempuh arus gerakan yang berbeda justru saat tengah tumbuhnya semangat untuk mendirikan organisasi kepemudaan Islam.
Dua tahun setelah perpecahan itu, pada 1924 para pemuda yang mendukung KH Abdul Wahab (yang kemudian menjadi salah satu pendiri NU)  membentuk wadah dengan nama Syubbanul Wathan (Pemuda Tanah Air). Organisasi inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Gerakan Pemuda Ansor setelah sebelumnya mengalami perubahan nama seperti Persatuan Pemuda NU (PPNU), Pemuda NU (PNU), dan Anshoru Nahdlatul Oelama (ANO).
Nama Ansor ini merupakan saran KH. Abdul Wahab, “ulama besar” sekaligus guru besar kaum muda saat itu, yang diambil dari nama kehormatan yang diberikan Nabi Muhammad SAW kepada penduduk Madinah yang telah berjasa dalam perjuangan membela dan menegakkan agama Allah. Dengan demikian ANO dimaksudkan dapat mengambil hikmah serta tauladan terhadap sikap, perilaku dan semangat perjuangan para sahabat Nabi yang mendapat predikat Ansor tersebut. Gerakan ANO (yang sekarang disebut GP Ansor) harus senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar Sahabat Ansor, yakni sebagi penolong, pejuang dan bahkan pelopor dalam menyiarkan, menegakkan dan membentengi ajaran Islam. Inilah komitmen awal yang harus dipegang teguh setiap anggota ANO (GP Ansor).
Meski ANO dinyatakan sebagai bagian dari NU, secara formal organisatoris belum tercantum dalam struktur organisasi NU. Hubungan ANO dengan NU saat itu masih bersifat hubungan pribadi antar tokoh. Baru pada Muktamar NU ke-9 di Banyuwangi, tepatnya pada tanggal 10 Muharram 1353 H atau 24 April 1934, ANO diterima dan disahkan sebagai bagian (departemen) pemuda NU dengan pengurus antara lain: Ketua H.M. Thohir Bakri; Wakil Ketua Abdullah Oebayd; Sekretaris H. Achmad Barawi dan Abdus Salam.
Dalam perkembangannya secara diam-diam khususnya ANO Cabang Malang, mengembangkan organisasi gerakan kepanduan yang disebut Banoe (Barisan Ansor Nahdlatul Oelama) yang kelak disebut BANSER (Barisan Serbaguna). Dalam Kongres II ANO di Malang tahun 1937. Di Kongres ini, Banoe menunjukkan kebolehan pertamakalinya dalam baris berbaris dengan mengenakan seragam dengan Komandan Moh. Syamsul Islam yang juga Ketua ANO Cabang Malang. Sedangkan instruktur umum Banoe Malang adalah Mayor TNI Hamid Rusydi, tokoh yang namaya tetap dikenang dan bahkan diabadikan sebagai sama salah satu jalan di kota Malang.
Salah satu keputusan penting Kongres II ANO di Malang tersebut adalah didirikannya Banoe di tiap cabang ANO. Selain itu, menyempurnakan Anggaran Rumah Tangga ANO terutama yang menyangkut soal Banoe.
Pada masa pendudukan Jepang organisasi-organisasi pemuda diberangus oleh pemerintah kolonial Jepang termasuk ANO. Setelah revolusi fisik (1945 – 1949) usai, tokoh ANO Surabaya, Moh. Chusaini Tiway, mengemukakan ide untuk mengaktifkan kembali ANO. Ide ini mendapat sambutan positif dari KH. Wachid Hasyim, Menteri Agama RIS kala itu, maka pada tanggal 14 Desember 1949 lahir kesepakatan membangun kembali ANO dengan nama baru Gerakan Pemuda Ansor, disingkat Pemuda Ansor (kini lebih pupuler disingkat GP Ansor).
GP Ansor hingga saat ini telah berkembang sedemikan rupa menjadi organisasi kemasyarakatan pemuda di Indonesia yang memiliki watak kepemudaan, kerakyatan, keislaman dan kebangsaan. GP Ansor hingga saat Ini telah berkembang hingga ke tingkat kecamatan atau desa. Ditambah dengan kemampuannya mengelola keanggotaan khusus BANSER (Barisan Ansor Serbaguna) yang memiliki kualitas dan kekuatan tersendiri di tengah masyarakat.
Di sepanjang sejarah perjalanan bangsa, dengan kemampuan dan kekuatan tersebut GP Ansor memiliki peran strategis dan signifikan dalam perkembangan masyarakat Indonesia. GP Ansor mampu mempertahankan eksistensi dirinya, mampu mendorong percepatan mobilitas sosial, politik dan kebudayaan bagi anggotanya, serta mampu menunjukkan kualitas peran maupun kualitas keanggotaannya. GP Ansor tetap eksis dalam setiap episode sejarah perjalan bangsa dan tetap menempati posisi dan peran yang stategis dalm setiap pergantian kepemimpinan nasional.
Tak luput juga GP. Ansor kecamatan Pundong juga telah mewarnai dalam social kemasyarakatan di wilayah kecamatan Pundong, ini terbukti dengan eksisnya keberadaan GP. Ansor. Oleh karena itu betapa pentingnya organisasi ini untuk di kembangkan keberadaannya agar tujuan dan visi misi dari berdirinya GP Ansor tercapai untuk kemaslahatan umat islam.
Seiring berjalannya waktu tanpa kita sadari kini telah masuk di akhir periode kepengurusan 2007-2010. Terlalu banyak pekerjaan-pekerjaan rumah yang belum bisa kami selesaikan, tidak kurang dari 30 % program kerja yang kami programkan di awal kepengurusan belum kami selesaikan karena kondisi PAC. GP. ANSOR yang kurang mendukung.
Komitmen, kemampuan dan kerjasama antar pengurus pun juga merupakan PR besar di PAC. GP. ANSOR Pundong yang belum terselesaikan, mungkin faktor ini yang menjadi penyebab utama banyaknya program kerja yang tidak mampu kami kerjakan namun demikian pengurus juga tetap bangga di zaman yang makin bebas ini masih banyak generasi-generasi muda yang masih peduli dengan organisasi GP. ANSOR kecamatan Pundong. untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan bekerjasama untuk kemajuan organisasi ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pengurus yang masih komitmen dengan organisasi ini, tanpa kalian tentu kegiatan-kegiatan tak akan bisa berjalan dengan baik.


B.      PROGRAM KERJA
1.       PENDIDIKAN DAN KADERISASI
a.       Mengadakan PKD  dan DIKLATSAR BANSER
b.      Pelatihan ekonomi produktif
c.       Pelatiahan Da’I dan seminar
d.      Mengikut sertakan anggota dan calon anggota di wilayah kabupaten Bantul

2.       IDIELOGI AGAMA DAN DAKWAH
a.       Pendataan penggajian remaja atau TPA
b.      Perekrutan ustad-ustadzah TPA dengan pengajian bulanan
c.       Pengajian ahad kliwon
d.      Dakwah dengan renungan bekerjasama dengan keBANSERAN
e.      Lomba takbir keliling

3.       ADVOKASI DAN PEMBERDAYAAN UMAT
a.       Pemberdayaan warga Ansor berupa pelatihan atau kursus-kursus
b.      Pendirian usaha counter
c.       Memberikan fasilitas pendampingan terhadap warga

4.       SENI BUDAYA DAN OLAH RAGA
a.       Pelatihan hadroh

C.      REALISASI PROGRAM
1.       PENDIDIKAN DAN KADERISASI
a.       Mengadakan PKD dan DIKLATSAR BANSER
Dilaksanakan pada tanggal 2 – 4 Juli 2009, bertempat di MI Al-Anwar Nangsri Srihardono, Pundong. Pelatihan ini di ikuti 72 Peserta Ansor dan Fatayat. Untuk Diklatsar Banser di ikuti 42 peserta dari daerah pundong maupun luar pundong. Kegiatan ini telah berjalan dengan lancer dan sukses.
b.      Menghadiri Konferensi PC. Ansor  Bantul
Pada tanggal 22 April 2007 PAC Ansor Pundong  telah mengirimkan anggotanya untuk menghadiri Konferensi PC. Ansor  Kabupaten Bantul di gedung DPRD kabupaten Bantul. yaitu;
1.         Sdr. Sunarwato
2.         Sdr.Nur Syaifuddin, A.Md.
3.         Sdr.Aziz Fathoni
4.         Sdr. Widodo
c.       Pengiriman  peserta PKD dan DIKLATSAR Banser
Pada tanggal 20 November 2007 mengirimkan 3 anggota Ansor di daerah Piyungan untuk mengikuti DIKLATSAR Banser.
Juga pada tanggal 11 Juli 2008 mengirimkan 5 anggota Ansor ke daerah Pandak untuk mengikuti PKD dan DIKLATSAR Banser.

2.       IDIOLOGI AGAMA DAN DAKWAH
a.       Pengajian Ahad Kliwon
Pengajain ahad kliwon ini telah berjalan rutin tiap bulan sekali secara safari  ke masjid- masjid atau mushola. Pelaksanaannya pun bersama dengan Fatayat dengan menghadirkan penceramahan dari sesepuh didaerah pundong. Adapun waktu yang sudah berjalan sebagai berikut:
LOKASI
TANGGAL
MUSHOLA AL-QONA’AH PIRING
4 MARET 2007
MASJID AL HIDAYAH, KAMBILPANG
8 APRIL 2007
MASJID SIDOGUNO, KLISAT
20 MEI 2007
MASJID AS SHURUR, BIRO
17 JUNI 2007
MASJID AL MUNAWWAROH, KRAPYAK
22 JULI 2007
MASJID MIFTAHUL IBAD, PANJANG WETAN
AGUSTUS 2007
MASJID AL FURQON, CANDI
13 JANUARI 2008
MASJID AL HIDAYAH, KAMBILPANG
6 JULI 2008
MASJID AL MUNAJAH, NDOGUNAN
AGUSTUS 2008

b.      Lomba Takbir Keliling
Kegiatan ini telah dilaksanakan rutin tiap tahun yang bertepatan dengan malam hari Raya Idul Adha. Kegiataan ini dilaksanakan di halaman kecamatan Pundong dan keliling dijalan dengan mengumandangkan takbir. Selain itu juga peserta membawa kreatifitas masing-masing untuk menyemarakkan malam hari Raya Idul fitri. Untuk tahun 2010 format yang digunakan berbeda dengan mengunakan system karnaval. Adapun rincian pertahun sebagai berikut:

TEMPAT
TANGGAL
KETERANGAN
HALAMAN KECAMATAN PUNDONG
20 DESEMBER 2006

HALAMAN KECAMATAN PUNDONG
19 DESEMBER 2007

HALAMAN KECAMATAN PUNDONG
8 DESEMBER 2008

HALAMAN KECAMATAN PUNDONG
27 NOVEMBER 2009

HALAMAN KECAMATAN PUNDONG
16 NOVEMBER 2010


c.       Buka Puasa Bersama
Pada bulan romadhon Ansor telah mengadakan kegiatan buka bersama yang dilakukan dalam setahun 3 kali bertempat di rumah anggota dengan bergiliran. kegiatan ini diikuti oleh anggota Ansor dan bekerjasama dengan fatayat NU pundong.  setelah buka bersama dilanjutkan dengan safari Romadhon ke masjid-masjid atau mushola di daerah Pundong. adapun rinciannya sebagai berikut:
TANGGAL
TEMPAT
KETERANGAN
18 SEPTEMBER 2007
HERIYADI, S.Pd (TULUNG SRIHARDONO)

25 SEPTEMBER 2007
SUNARWANTO HS. (BLALI SELOHARJO)

02 OKTOBER 2007
M. MUNIR (KRAPYAK PANJANGREJO)

09 SEPTEMBER 2008
SUTONO (BIRO SELOHARJO)

16 SEPTEMBER 2008
AGUS P (KRAPYAK PANJANG REJO)

23 SEPTEMBER 2008
HERIYADI, S.Pd (TULUNG SRIHARDONO)

29 AGUSTUS 2009
SUTONO (BIRO SELOHARJO)

06 SEPTEMBER 2009
HERIYADI, S.Pd (TULUNG SRIHARDONO)

13 SEPTEMBER 2009
FAUZAN (NGLEMBU PANJANG REJO)

19 AGUSTUS 2010
ROSYIDI (NANGSRI SRIHARDONO)

27 AGUSTUS 2010
M. TASLIM (KRAPYAK PANJANG REJO)

03 SEPTEMBER 2010
MASJID BIRO SELOHARJO


Adapun untuk safari tareweh terlampir.

3.       ADVOKASI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
a.    Mendampingi  salah satu warga Ansor  yang terlibat kasus penganiayaan
b.    Mendampingi warga untuk melakukan pinjaman lunak yang bekerjasama dengan DPRD Bantul.
4.       SENI BUDAYA DAN OLAH RAGA
a.    Pelatihan hadroh
PAC Ansor telah melakukan kegiatan dalam seni Islam yang berupa pelatihan hadroh yang bekerjasama dengan group kesenian hadroh dari Krapyak, Nangsri, Nglembu, dan Nglorong. Adapun pelaksanaan :
TANGGAL
TEMPAT
KETERANGAN
17 DESEMBER 2010
SARJONO, S.Ag.

23 DESEMBER 2010
MASJID KRAPYAK

30 DESEMBER 2010
HERIYADI, S.Pd.



5.       KEGIATAN INSIDENTAL DAN PARTISIPAN
TANGGAL
KEGIATAAN
KET
Januari 2008
Berpartisipasi dalam rangka Harlah NU di MWC Pundong dan PCNU Kabupaten Bantul

18 – 24 Mei 2008
Berpartisipasi dalam memeriahkan festifal berjanji GMNU Kabupaten Bantul, berupa stan di halaman area masjid Agung Manunggal Bantul

24 – 01 April 2010


18 April 2010
Out bond wisata dalam rangka harlah Fatayat NU kecamatan Pundong di Mangunan

September 2010
Syawalan PAC GP. Ansor Fatayat NU Pundong di MI Maulana Magribi Watu

September 2010
Diskusi public “Anti kekerasan terhadap perempuan” di MI Maulana Magribi Watu

Oktober – November 2010
Tanggap Bencana Merapi

27 Desember 2010
Pengiriman diskusi public “Anti Kekerasan terhadap Perempuan” di Wisma Sargede yang diikuti 5 Anggota Ansor






D.     PENUTUP
Demikian laporan pertanggungjawaban ini kami susun, semoga dapat menjadi acuan untuk meneruskan perjalanan roda organisasi. Pengurus menyadari masih banyak program kerja yang belum terealisasi. Oleh karena itu kami mohon maaf yang sebeser-besarnya dan kami berharap di periode-periode mendatang mampu lebih baik dari yang telah kami berikan di periode ini.


                                                                                                 Pundong, 01 Januari 2011
Ketua,                                                                          Sekretaris,


Heriyadi, S.Pd.                                                             Nur Syaifuddin, A.Md.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar